Pages

Rabu, 24 September 2014

Budaya, Makanan dan Ciri Khas Kab. Lumajang

BUDAYA
Lumajang. Siapa sih yang kenal sama lumajang. Wah ini mungkin menjadi kata pedas buat kita semua penduduk Lumajang. Ini adalah bentuk keprihatinan ku terhadap kabupaten tempatku tinggal. Di luar sana Lumajang tidak dipandang apa sebagai kabupaten yang waw. Orang lain di luar sana jarang yang mengetahui pasti tentang Lumajang. Jangankan tentang apa saja yang ada dilumajang, keberadaannya pun masih diragukan oleh sebagian orang. Bahkan kenyataan yang lebih pahit beberapa temanku yang berasal dari luar kabupaten tapi tetap dalam satu provinsi jawa timur tidak mengetahui keberadaan lumajang. Haduh parah banget kan?
Keperihatinanku sangat memuncak ketika tadi aku melihat sendiri seni tari yang khas lumajang. Tetapi aku tidak mengetahui itu. Dan aku yakin bahwa generasi muda lumajang banyak yang belum mengetahui itu. Wah aku jadi malu dengan budayaku sendiri. Kalau seperti ini keadaannya maka lambat laun kebudayaan asli ini akan tergerus jaman dan hilang di telan peradaban. Mau kah kita terjadi seperti itu? Tentu tidak kan?
Kebudayaan Misalnya tari glipang tadi, batik lumajang, dan berbagai icon kabupaten lumajang terkubur dalam dalam dari dunia informasi ini.
Lihat saja kalau bukan kita yang mengatahuinya maka siapa lagi yang mau peduli. Taukah anda bahwa keberadaan kota pisang lumajang masih belum banyak diketahui orang. Malah sebaliknya predikat kabupaten lumajang yang dimanapun terdapat tumbuhan masih belum diakui banyak orang disana karena pisang yang ada di Indonesia ini sangat banyak dan tersebar di semua daerah bahkan di daerah lain. Ini diperparah lagi bahwa produksi pisang lumajang semakin hari semakin merosot ke angka under expectation :(
Miris bukan?
Sudah taukah anda tentang batik lumajang? jika tidak tau jangan mengaku orang lumajang deh. Cintai produk dari kalangan sendiri lah.
Lihat ini dulu.




Kerenkan batik Lumajang?
Silahkan anda datang ke spot batik di Lumajang dan membelinya agar mereka pengrajin batik tetap hidup dan terlestarikan.
Disini aku ingin menekankan bahwa aku ingin dan tersadar untuk melestarikan itu. Dan gerakan ini semoga juga disadari bagi kalangan yang berpikir sepertiku. Aku harap banyak yang peduli. Minimal kalau tidak suka itu melihat agar bagi para penerus kebudayaan tetap ada ranah untuk pertunjukkan dan menghidupkan kebudayaan yang ada.
Aku sempat berbincang bincang dengan para petinggi kebudayaan di lumajang tadi ketika ada acara pagelaran seni. Ini ceritanya..




Aku banyak bertanya tentang potensi budaya di lumajang itu seperti apa, langkah bapak untuk melestarikan budaya lumajang, tetang eksistensi tari glipang, tentang semua duni budaya tari yang berhubungan dengan kakakku yang memang lulusan universitas seni di surabaya. Disini semangatku menuncak untuk melakaukan gerakan perubahan yang mampu menjadi contoh bagi orang lain untuk melestarikan budaya ini.
Yuk kita sama sama sebagai warga kabupaten lumajang ikut dalam perlindungan budaya agar tidak di klaim negara lain.

Posting from http://hafidhmind.wordpress.com/2013/07/06/budaya-lumajang/



MAKANAN


1.     Rujak Cingur

Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, terutama daerah asalnya Surabaya. Tetapi didaerah lain seperti Lumajang Rujak cingur juga merupakan makanan khas. Dalam bahasa Jawa kata cingur berarti “mulut”, hal ini merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah seperti timun, kerahi (krai, yaitu sejenis timun khas Jawa Timur), bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong, kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, bendoyo, cingur, serta sayuran seperti kecambah/taoge, kangkung, dan kacang panjang. Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam, dan irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). Semua saus/bumbu dicampur dengan cara diulek, itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak ulek.
Dalam penyajiannya rujak cingur dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyajian ‘biasa’ dan ‘matengan’ (menyebut huruf e dalam kata matengan seperti menyebut huruf e dalam kata: seperti/menyebut/bendoyo). Penyajian ‘biasa’ atau umumnya, berupa semua bahan yang telah disebutkan di atas, sedangkan ‘matengan’ (matang, Jawa) hanya terdiri dari bahan-bahan matang saja; lontong, tahu goreng, tempe goreng, bendoyo (kerahi yang digodok) dan sayur (kangkung, kacang panjang, taoge) yang telah digodok. Tanpa ada bahan ‘mentah’nya yaitu buah-buahan, karena pada dasarnya ada orang yang tidak menyukai buah-buahan. Keduanya memakai saus/bumbu yang sama.

Porting from http://exstin.wordpress.com/2014/08/14/53/

2.     Kripik Pisang

Lumajang identik dg pusat keripik pisang di Jatim. Camilan keripik pisang “Cap Bola Dunia” yg saya hadirkan ini adalah keripik pisang jawara di kelasnya,karena dah terdaftar di DepKes setempat,selain enak,gurih,renyah dan tentu halal,di kemasan juga tercantum tanggal kadaluwarsa,selain itu pisang agung berkualitas adalah bahan baku andalan kami dlm mewujudkan keripik pisang agung oke ini.

Posting from http://arimbigroup.wordpress.com/



CIRI KHAS




Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Lumajang berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo (batas utara), Kabupaten Jember (batas timur), Samudra Hindia/ Laut Selatan (batas selatan) dan Kabupaten Malang (batas barat).
Lumajang mempunyai gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung Semeru (3.676 mdpl). Gunung Semeru sering digunakan untuk pendakian oleh masyarakat umum terutama para pendaki dan pecinta alam. Gunung Semeru mempunyai panorama yang sangat indah, dengan puncak Mahamerunya yang sangat menakjubkan. Gunung Semeru mempunyai tiga ranu yaitu Ranu Pane, Ranu Kumbolo dan Ranu Regulo.
Lumajang sendiri mempunyai sejarah yang sangat kuat dengan kerajaan Majapahit. Lumajang merupakan salah satu Negara hadiah dari Majapahit yang dikenal dengan sebutan Negara Lamajang. Sejak 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M, Negara Lamajang sudah mempunyai pemerintahan sendiri hingga sekarang. Tanggal 15 Desember itulah yang biasa dikenal dengan HARJALU (Hari Jadi Kota Lumajang).
Ciri khas yang dimiliki oleh Lumajang selain gunung Semeru adalah Pisang Agung yang sangat besar. Pisang ini tersebar luas di daerah Senduro, Ranuyoso dan Klakah. Ciri khas lain adalah Pura Mandaragiri Semeru Agung yang banyak orang menyebutnya “Naik Hajinya Orang Hindu se-Indonesia”. Pura yang mempunyai sebutan lain Pura Kahyangan Jagat (tempat memuja Hyang Widhi Wasa), selalu ramai setiap harinya, apalagi ketika ada kegiatan atau upacara keagamaan umat Hindu.
Lumajang yang dikenal dengan kota kecil ini mulai berbenah dari tahun ke tahun. Prestasi demi prestasi pun diperoleh, salah satunya adalah Adipura, yakni penghargaan terhadap pengelolaan dan kebersihan lingkungan. Maka tak heran jika sampai saat ini Lumajang kerap sekali mendapatkan adipura dari tahun ke tahun, serta penghargaan Adiwiyata yang diperoleh oleh sekolah-sekolah di Lumajang. Maka slogan Atib Berseri (Aman, Tertib, Bersih, Sehat Indah dan Asri) pun selalu bergaung di Lumajang.
Lumajang adalah kota yang bersih, sejuk dan menentramkan. Ayo mampir!

Posting from http://singgahlumajang.blogspot.com/p/profil.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar